SMAN 01 UNGGULAN KAMANRE
Powered By Blogger

Rabu, 08 Juni 2011

SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE
Blog ini
Di-link Dari Sini
Daftar Blog Saya
Blog ini




Di-link Dari Sini




Daftar Blog Saya




Memuat...

Senin, 30 Mei 2011
Sejarah umum seni lukis
Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya
dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
• Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
• Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
• Tomassi
• Donatello
• Leonardo da Vinci
• Michaelangelo
• Raphael
Art nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.
Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
Aliran seni lukis
Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
Plural painting
Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.
Seni lukis daun
Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan sampah daun tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki warna khas dan tidak busuk jika ditangani dengan benar. senidaun.wordpress.com
Aliran lain
• Ekspresionisme
• [[dadaisme]
• Fauvisme
• Neo-Impresionisme
• Realisme
• Naturalisme
• De Stijl
Abstraksi
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya. Abstraksi disebut juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni lukis.

A. Pengertian Apresiasi
Ditinjau dari asal katanya apresiasi terbentuk dari kata appreciation, dalam bentuk kata kerja yaitu to appreciate yang berarti menyadari sepenuhnya sehingga mampu menilai dengan semestinya. Dengan kata lain menyadari sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya.
Karya seni merupakan bentuk ungkapan perasaan dan pikiran seniman yang memiliki nilai estetik. Antara bentuk karya dan nilai yang dikandungnya merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Bentuk karya seni tidak lain adalah sebuah tanda yang memiliki makna tergantung pada subjek pengamatnya.dalam dunia seni, proses kreasi dan proses apresiasi sangat penting. Apresiasi dan juga kritik seni dilakukan melalui proses pengamatan.
Proses pengamatan merupakan aktivitas fisik dan psikis yang dilakukan oleh subjek dalam menangkap gejala inderawi yang ada di hadapannya. Dikatakan aktivitas fisik dan psikis karena dalam pengamatan yang berperan tidak hanya alat indera dan stimulinya tetapi juga otak dan proses mentalnya. Pengamatan atau juga observasi merupakan usaha manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Pengamatan tidak hanya selalu menggunakan salah satu alat indera saja, tetapi bisa menggunakan beberapa alat indera sekaligus.
Pengamatan terhadap karya seni dan juga lingkungan visual lainnya tidak sekedar membongkar tanda atau simbol untuk mendapatkan maknanya tetapi juga memberi tanggapan terhadapnya. Mengamati dan menanggapi karya seni sama pentingnya dengan mencipta karya seni itu sendiri.
Proses menanggapi suatu karya seni biasanya melalui beberapa tahapan yaitu: persepsi, interpretasi dan pengambilan keputusan. Tahap persepsi merupakan tahap awal dimana pengamat dapat membedakan kualitas sesuatu dengan jelas. Tahap kedua merupakan tahap interpretasi sebagai sumber perasaan dan makna. Tahap ketiga merupakan tahap penentuan tentang arti dari pengalaman tersebut.
Empati (emphaty) dan jarak psikis merupakan strategi atau cara bersikap dalam menanggapi objek yang kita hadapi. Kita bisa menanggapi suatu objek secara subjektif maupun objektif. Empati adalah gambaran pribadi seseorang ke dalam situasi tertentu. Empati atau dalam bahasa Jerman “einfuhlung” berarti perasaan ke dalam (feeling into), mencakup perasaan terhadap suatu objek secara tidak kita sadari, dengan demikian seolah-olah kita menjadi bagian dari objek tersebut. Adanya sikap empati kadang-kadang mengakibatkan kegagalan membedakan antara perasaan kita sendiri dengan bentuk-bentuk visual yang memicunya. Jarak psikis merupakan upaya untuk mengatasi hal itu. Dengan sikap mengambil jarak maka kita akan dapat mengamati objek secara objektif. Sikap mengambil jarak secara psikis akan menghasilkan simpati, yaitu merasakan keadaan objek tanpa harus terlibat di dalamnya. Kita harus dapat merasakan keadaan objek seni dengan sikap “tanpa pamrih” (disinterested).
Menghayati karya seni kriya tidak sesulit menghayati seni murni. Perbedaannya terdapat pada nilai pakai (utility) yang di dalamnya mencakup syarat security, comfortable, dan flexibility, dan yang kedua adalah persyaratan estetika.Persyaratan estetikapun tidak menjadi penghalang penghayat untuk berapresiasi karena estetika mengikuti terapannya. Asalkan estetika mendukung terapannya, maka hal tersebut akan mempermudah apresiasi. Di samping itu estetika pada seni kriya adalah estetika murni, artinya estetika yang indah dan nyaman tanpa mencari lambang apapun seperti halnya estetika pada seni murni.
B. Jenis-Jenis Karya Seni Kriya Nusantara
Seni kriya di Nusantara sangat beragam bentuk dan jenisnya. Kondisi geografis dan geopolitis sangat memungkinkan tumbuhnya karya seni yang beranekaragam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Semuanya merupakan ciri khas budaya tradisional masyarakatnya.
Berdasarkan jenisnya, seni kriya di Nusantara dikelompokkan menjadi:
1. Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang dan lain-lain.
2. Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.
3. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain.
4. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas, keranjang dan lain-lain.
5. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis (casting) atau teknik cetak (printing). Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.
6. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan lain-lain.
Sebagian orang juga mengelompokkan seni kriya berdasarkan tekniknya, yaitu: kriya tempelan atau aplikasi, seni kriya konstruksi, seni kriya anyam, seni kriya ukir dan lain-lain.Sedangkan berdasarkan bahan pembuatannya antara lain ada yang disebut kriya tanah liat, kriya kriya plastik, kriya logam dan lain-lain. Berdasarkan alat yang digunakan pada proses pembuatannya kriya dibedakan pula menjadi kriya pahatan, kriya bubutan, kriya cetakan dan sebagainya. Sementara berdasarkan tujuan pembuatannya kriya digolongkan ke dalam kriya terapan, kriya untuk hiasan dan lain-lain.
C. Unsur – Unsur Rupa dan Komposisi
Bentuk karya seni rupa baik dua maupun tiga dimensi tidak lain adalah sebuah desain atau organisasi unsur-unsur visual. Bentuk karya seni rupa adalah komposisi yang terdiri dari unsur-unsur visual. Unsur-unsur visual itu terdiri dari garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan ruang.
Garis merupakan unsur rupa yang paling sederhana setelah titik. Ada yang mendefinisikan garis sebagai susunan dari beberapa titik dengan alur tertentu. Ada dua jenis garis, yakni garis nyata dan garis maya atau imajinatif. Garis nyata adalah garis yang dibuat dengan cara menggores permukaan dengan alat yang runcing. Secara visual garis semacam ini benar-benar ada dan dapat dilihat. Sedangkan garis maya atau imajinatif adalah garis yang secara visual tidak ada namun keberadaannya dapat kita pahami. Misalnya garis pada batas sebuah bidang, warna, bentuk atau ruang.
Bidang atau raut (shape) merupakan unsur visual yang memiliki ukuran dua dimensi. Istilah raut (shape) sering dikacaukan dengan istilah bentuk (form). Garis yang bertemu kedua ujungnya akan membentuk raut, misalnya lingkaran, segitiga, bujursangkar dan sebagainya. Raut dapat pula dibentuk oleh lumuran warna atau lewat bentuk tiga dimensi yang dibuat oleh pematung. Raut sebagian ada yang berasal dari bentuk-bentuk alam, ada yang berasal dari benda-benda buatan manusia, ada pula yang murni buatan seniman.
Warna adalah unsur visual yang sangat penting karena unsur inilah yang menjadikan orang sadar bahwa di luar dirinya ada sesuatu. Warna menjadikan mata kita melihat berbagai macam benda. Tanpa warna kita tidak dapat melihat benda yang ada di depan kita. Warna memiliki tiga aspek yaitu: jenis (hue), nilai (value) dan kekuatan (intensity). Jenis warna yaitu kualitas warna yang membedakan antara warna primer, sekunder, tersier dan sebagainya. Nama warna seperti merah, biru, kuning, ungu, hijau, jingga, cokelat dan sebagainya adalah kategori warna berdasarkan jenisnya.Nilai warna yaitu gelap terangnya warna. Warna hijau dapat bertingkat dari hijau gelap atau hijau tua sampai dengan hijau terang atau hijau muda. Sedangkan kekuatan (intensity) yaitu tingkat kecemerlangan warna. Suatu warna ada yang redup ada pula yang cemerlang. Warna cahaya umumnya lebih cemerlang daripada warna pigmen. Kecuali kategori tersebut di atas masih ada kategori lain misalnya warna komplementer, warna analogus, warna panas dan warna dingin.
Tekstur adalah sifat permukaan. Sering juga disebut sebagai nilai raba meskipun tidak harus dikenal atau dihayati melalui rabaan. Tekstur mencakup keduanya yakni tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata yaitu tekstur permukaan suatu material yang jika diraba hasilnya seperti apa yang terlihat. Sebaliknya tekstur semu atau tekstur visual yaitu tekstur yang wujudnya berbeda antara apa yang terlihat dengan kenyataannya.
Ruang (space) berarti sesuatu yang kosong yang memungkinkan untuk ditempati atau diisi dengan sebuah bentuk. Ruang terkait dengan bentuk atau raut. Sebuah raut dapat kita kenal posisinya dalam ruang. Demikian pula dengan bentuk atau volume yang dapat kita kenali karena posisinya dalam ruang.
Telah disebutkan di atas bahwa bentuk karya seni rupa tidak lain adalah susunan unsur-unsur rupa yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Susunan unsur-unsur rupa tersebut dinamakan komposisi atau desain. Desain dengan demikian tidak hanya dipahami sebagai rancangan untuk benda-benda terapan tetapi juga dipahami sebagai sebuah bentuk atau komposisi suatu karya seni.
Di dalam penyusunan unsur-unsur rupa menjadi bentuk karya seni biasanya didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip penyusunan tersebut antara lain: kesatuan (unity), keseimbangan (balance), irama (rhythm), dan proporsi (proportion). Komposisi yang baik harus memiliki kesatuan. Unsur-unsur visual harus ditata dengan tema tertentu. Cara mendapatkan kesatuan dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan (device) antara lain: dominasi, subordinasi, koherensi, pengelompokkan (clustering). Komposisi yang baik harus seimbang (balance). Ada beberapa jenis keseimbangan antara lain: keseimbangan simetris, keseimbangan asimetris, dan keseimbangan radial. Keseimbangan dapat ditentukan oleh aspek berat 9balance by weight), oleh aspek daya tarik (balance by interest), dan oleh aspek kontras (balance by contrast). Komposisi yang baik juga harus berirama. Irama mudah ditemukan dalam musik atau puisi, namun dalam seni rupa bukannya tidak mungkin . Unsur-unsur rupa yang ditata berulang-ulang dapat menimbulkan irama. Pengulangan tersebut dapat dengan cara repetitive, alternative, progresif dan flowing.
Prinsip komposisi yang terakhir adalah proporsi (proportion). Proporsi mengacu pada perbandingan ukuran antar bagian atau bagian terhadap keseluruhan. Dalam konteks ini yang diukur antara lain luasnya area, kedalamannya, tingginya, dan lebarnya. Bangsa Yunani dulu mengenal proporsi keemasan (golden section) sebagai pedoman untuk membuat karya seni. Tentu saja tidak semua karya seni harus diukur dengan pedoman proporsi yang eksak semacam itu. Kenyataan sekarang banyak proporsi tubuh manusia yang karena faktor gizi memiliki proporsi kepala dan tinggi badan satu banding sepuluh atau bahkan ada yang lebih tinggi.
Sumber:
Bastomi, Suwaji. 2000. Seni Kriya Seni. Semarang: Unnes Press.
Sunaryo, Aryo. 2002. Nirmana : Buku Paparan Perkuliahan Mahasiswa. Semarang. Unnes Press.
NGGULAN KAMANRE
Blog ini
Di-link Dari Sini
Daftar Blog Saya
Blog ini




Di-link Dari Sini




Daftar Blog Saya




Memuat...

Senin, 30 Mei 2011
KERAGAMAN SENI RUPA TERAPAN MANCANEGA
Seni kria dapat disebut dengan seni kerajinan yang merupakan bentuk seni rupa terapan. Seni kria
merupakan bagian dari seni rupa yang bertujuan untuk memenuhi kepuasan fisik (seni pakai) dan psikologis (seni
hias/keindahan rasa). Seni kria dikerjakan dengan keterampilan atau kecekatan tangan. Pada umumnya seni kria
dibuat cendrung sebagai barang produksi atau seni industri.
Seseorang pengamat atau pecinta seni dapat menghargai dan menikmati karya seni kria apabila ia mengerti
, memahami dan menilai karya seni melalui kepekaan rasa estetis dan nilai guna. Kemampuan dalam kegiatan
tersebut dinamakan dengan Apresiasi seni. Kemampuan dalam memahami dan menilai karya seni terapan disebut
kemampuan mengapresiasi seni terapan. Apresiasi sangat penting bagi setiap orang yang mau mengerti terhadap
karya seni karena dapat melatih kepekaan rasa, memberi kenikmatan, dan memperkaya jiwa serta memperhalus budi
pekerti.
Menilai Karya Seni Rupa Terapan (Seni Kria)
Menilai suatu karya seni kria, kita harus memahami proses apresiasi seni rupa secara utuh. Proses tersebut
adalah pengamatan, penghayatan terhadap karya, dan pengalaman berkarya seni sehingga dapat menumbuhkan rasa
kagum, sikap empati, dan simpati yang akhirnya mempunyai kemampuan menikmati, menilai, dan manghargai
karya seni.
1. Setiap karya seni rupa mempunyai nilai seni yang berbeda satu sama yang lainnya. Nilai suatu karya sangat
ditentukan oleh kemampuan perupa karya seni itu sendiri yang meliputi:
a. konsepsi atau gagasan;
b. kreativitas dalam penciptaan karya;
c. teknik pengerjaan yang menghasilkan corak tersendiri, namun tetap memperhitungkan sifat-sifat
media/bahan;
d. keunikan dalam pengaturan komposisi dan bentuk sehingga menghasilkan karya yang tampak unik (beda
dengan yang lain).
Kualitas suatu karya selain tergantung dari perupanya juga ditentukan oleh kualitas dan sifat dari media/bahan
yang digunakan. Misalnya sebuah topeng yang dikerjakan dengan bahan kayu pule akan jauh lebih berkualitas
dibandingkan dengan menggunakan kayu meranti.
2. Kriteria Menilai Karya Seni Rupa Terapan (Seni Kria)
Suatu karya seni yang tergolong ke dalam seni rupa tentu dalam pengerjaannya memperhitungkan kaidahkaidah
seni rupa, maka dalam menilai atau memilih suatu karya seni rupa yang baik dan berkualitas diperlukan
apresiasi seni rupa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkarya seni rupa dan apresiasinya adalah sebagai berikut:
a. prinsip seni;
b. fungsi seni;
c. komposisi atau unsur seni
Prinsip seni atau asa seni meliputi dua hal, yaitu:
1) Komposisi (susunan)
Apa pun jenis karya seni rupa yang dikerjakan, tidak akan terlepas dari komposisi. Komposisi itu sendiri
adalah susunan. Hasil karya itu akan baik dan indah apabila pengaturan atau penyusunan unsur-unsur seni
rupa dalam satu kesatuan. Unsur-unsur pokok dalam seni rupa adalah titik, garis, bidang, arah, bentuk,
ukuran, warna, gelap-terang, dan tekstur. Seseorang yang menyusun unsur tersebut berarti ia menciptakan
bentuk atau desain. Komposisi dapat dihasilkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengaturan atau
penyusunan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a) keseimbangan (balance);
b) kesatuan (unity);
c) irama (ritme);
d) kontras (berbeda jauh)
e) serasi (harmony)
2) Unsur-unsur seni rupa
a) Garis merupakan unsur yang dapat memberi batasan atau kesan suatu bentuk, seperti kesan garis
tipis beda dengan garis tebal.
b) Arah merupakan susunan suatu garis atau bentuk menuju kerah tertentu sehingga akan dapat
memberi kesan stabil atau dinamis, seperti arah berbelok-belok berkesan dinamis dan arah
horizontal berkesan stabil.
c) Bidang, ruang (bentuk) juga merupakan kesan batasan suatu bentuk, seperti lingkaran, segitiga,
benjolan, dll.
d) Ukuran merupakan kesan perbandingan suatu bentuk, seperti panjang-pendek, besar-kecil, luassempit,
dll.
e) Gelap terang merupakan efek cahaya yang nampak pada bentuk yang dapat dicapai dengan warna
gelap dan warna terang.
f) Warna merupakan unsur yang dapat memberi kesan secara menyeluruh pada suatu bentuk.
Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
(1) warna primer (pokok) : merah, kuning dan biru;
(2) warna sekunder (campuran dua warna primer) :
- orange ( merah dan kuning )
- ungu ( merah dan biru)
- hijau ( kuning dan biru)
(3) warna tersier (campuran warna primer dan sekunder) : hijau muda, hijau tua, ungu
muda, ungu tua, orange muda, orange tua.

Penggunaan warna
Penggunaan warna dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a. Warna Harmonis, warna diterapkan secara naturalis seperti warna yang nampak di alam,
misalnya daun berwarna hijau, langit berwarna biru, bunga berwarna merah, dsb.
b. Warna Heraldis, warna yang digunakan dalam pembuatan symbol atau lambing, misalnya
merah berarti berani, putih berarti suci, biru berarti damai, hijau berarti sejuk, kuning berarti
jaya, ungu berarti berkabung, dll.
c. Warna Murni, penggunaan warna secara bebas tidak terikat oleh alam atau makna tertentu,
misalnya pada karya-karya seni modern.
g) Tekstur, merupakan nilai raba dari suatu permukaan (kasar halusnya permukaan benda). Tekstur
ada dua, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.
h) Titik, merupakan unsur yang dapat digunakan untuk memunculkan kesan suatu bentuk, seperti
membuat gambar ilustrasi atau lukisan pointilisme.
Fungsi Seni
Setiap karya seni rupa mempunyai fungsi tertentu, yaitu:
1) Fungsi primer atau fungsi pribadi, yaitu fungsi untuk kepuasan pribadi bagi perupanya;
2) Fungsi Sekunder atau fungsi social, yaitu fungsi untuk kepuasan bagi orang lain yang menikmatinya atau
sebagai media komunikasi;
3) Fungsi fisik atau pakai, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik.
SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE
Blog ini
Di-link Dari Sini
Daftar Blog Saya
Blog ini




Di-link Dari Sini




Daftar Blog Saya




Memuat...

Senin, 30 Mei 2011
Seni kria dapat disebut dengan seni kerajinan yang merupakan bentuk seni rupa terapan. Seni kria
merupakan bagian dari seni rupa yang bertujuan untuk memenuhi kepuasan fisik (seni pakai) dan psikologis (seni
hias/keindahan rasa). Seni kria dikerjakan dengan keterampilan atau kecekatan tangan. Pada umumnya seni kria
dibuat cendrung sebagai barang produksi atau seni industri.
Seseorang pengamat atau pecinta seni dapat menghargai dan menikmati karya seni kria apabila ia mengerti
, memahami dan menilai karya seni melalui kepekaan rasa estetis dan nilai guna. Kemampuan dalam kegiatan
tersebut dinamakan dengan Apresiasi seni. Kemampuan dalam memahami dan menilai karya seni terapan disebut
kemampuan mengapresiasi seni terapan. Apresiasi sangat penting bagi setiap orang yang mau mengerti terhadap
karya seni karena dapat melatih kepekaan rasa, memberi kenikmatan, dan memperkaya jiwa serta memperhalus budi
pekerti.
Menilai Karya Seni Rupa Terapan (Seni Kria)
Menilai suatu karya seni kria, kita harus memahami proses apresiasi seni rupa secara utuh. Proses tersebut
adalah pengamatan, penghayatan terhadap karya, dan pengalaman berkarya seni sehingga dapat menumbuhkan rasa
kagum, sikap empati, dan simpati yang akhirnya mempunyai kemampuan menikmati, menilai, dan manghargai
karya seni.
1. Setiap karya seni rupa mempunyai nilai seni yang berbeda satu sama yang lainnya. Nilai suatu karya sangat
ditentukan oleh kemampuan perupa karya seni itu sendiri yang meliputi:
a. konsepsi atau gagasan;
b. kreativitas dalam penciptaan karya;
c. teknik pengerjaan yang menghasilkan corak tersendiri, namun tetap memperhitungkan sifat-sifat
media/bahan;
d. keunikan dalam pengaturan komposisi dan bentuk sehingga menghasilkan karya yang tampak unik (beda
dengan yang lain).
Kualitas suatu karya selain tergantung dari perupanya juga ditentukan oleh kualitas dan sifat dari media/bahan
yang digunakan. Misalnya sebuah topeng yang dikerjakan dengan bahan kayu pule akan jauh lebih berkualitas
dibandingkan dengan menggunakan kayu meranti.
2. Kriteria Menilai Karya Seni Rupa Terapan (Seni Kria)
Suatu karya seni yang tergolong ke dalam seni rupa tentu dalam pengerjaannya memperhitungkan kaidahkaidah
seni rupa, maka dalam menilai atau memilih suatu karya seni rupa yang baik dan berkualitas diperlukan
apresiasi seni rupa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkarya seni rupa dan apresiasinya adalah sebagai berikut:
a. prinsip seni;
b. fungsi seni;
c. komposisi atau unsur seni
Prinsip seni atau asa seni meliputi dua hal, yaitu:
1) Komposisi (susunan)
Apa pun jenis karya seni rupa yang dikerjakan, tidak akan terlepas dari komposisi. Komposisi itu sendiri
adalah susunan. Hasil karya itu akan baik dan indah apabila pengaturan atau penyusunan unsur-unsur seni
rupa dalam satu kesatuan. Unsur-unsur pokok dalam seni rupa adalah titik, garis, bidang, arah, bentuk,
ukuran, warna, gelap-terang, dan tekstur. Seseorang yang menyusun unsur tersebut berarti ia menciptakan
bentuk atau desain. Komposisi dapat dihasilkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengaturan atau
penyusunan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a) keseimbangan (balance);
b) kesatuan (unity);
c) irama (ritme);
d) kontras (berbeda jauh)
e) serasi (harmony)
2) Unsur-unsur seni rupa
a) Garis merupakan unsur yang dapat memberi batasan atau kesan suatu bentuk, seperti kesan garis
tipis beda dengan garis tebal.
b) Arah merupakan susunan suatu garis atau bentuk menuju kerah tertentu sehingga akan dapat
memberi kesan stabil atau dinamis, seperti arah berbelok-belok berkesan dinamis dan arah
horizontal berkesan stabil.
c) Bidang, ruang (bentuk) juga merupakan kesan batasan suatu bentuk, seperti lingkaran, segitiga,
benjolan, dll.
d) Ukuran merupakan kesan perbandingan suatu bentuk, seperti panjang-pendek, besar-kecil, luassempit,
dll.
e) Gelap terang merupakan efek cahaya yang nampak pada bentuk yang dapat dicapai dengan warna
gelap dan warna terang.
f) Warna merupakan unsur yang dapat memberi kesan secara menyeluruh pada suatu bentuk.
Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
(1) warna primer (pokok) : merah, kuning dan biru;
(2) warna sekunder (campuran dua warna primer) :
- orange ( merah dan kuning )
- ungu ( merah dan biru)
- hijau ( kuning dan biru)
(3) warna tersier (campuran warna primer dan sekunder) : hijau muda, hijau tua, ungu
muda, ungu tua, orange muda, orange tua.

Penggunaan warna
Penggunaan warna dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a. Warna Harmonis, warna diterapkan secara naturalis seperti warna yang nampak di alam,
misalnya daun berwarna hijau, langit berwarna biru, bunga berwarna merah, dsb.
b. Warna Heraldis, warna yang digunakan dalam pembuatan symbol atau lambing, misalnya
merah berarti berani, putih berarti suci, biru berarti damai, hijau berarti sejuk, kuning berarti
jaya, ungu berarti berkabung, dll.
c. Warna Murni, penggunaan warna secara bebas tidak terikat oleh alam atau makna tertentu,
misalnya pada karya-karya seni modern.

g) Tekstur, merupakan nilai raba dari suatu permukaan (kasar halusnya permukaan benda). Tekstur
ada dua, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.
h) Titik, merupakan unsur yang dapat digunakan untuk memunculkan kesan suatu bentuk, seperti
membuat gambar ilustrasi atau lukisan pointilisme.
Fungsi Seni
Setiap karya seni rupa mempunyai fungsi tertentu, yaitu:
1) Fungsi primer atau fungsi pribadi, yaitu fungsi untuk kepuasan pribadi bagi perupanya;
2) Fungsi Sekunder atau fungsi social, yaitu fungsi untuk kepuasan bagi orang lain yang menikmatinya atau
sebagai media komunikasi;
3) Fungsi fisik atau pakai, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik.
SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE
Blog ini
Di-link Dari Sini
Daftar Blog Saya
Blog ini




Di-link Dari Sini




Daftar Blog Saya




Memuat...

Jumat, 01 April 2011
mengganti temlate di blogger
mengganti temlate di blogger
Berikut cara-cara untuk mengganti template dengan template yang telah disediakan blogger:

1. Silahkan login ke blogger dengan ID anda.
2. Klik Rancangan. rancangan
3. Klik menu Perancang Template. Selanjutnya akan muncul jendela perancang template blogger. perancang template
4. Klik pada pilihan template yang tersedia (saat tartikel ini ditulis template yang terdia berjumlah 6 template). Selain itu, anda dapat pula memilih background atau gambar latar belakang dari template tersebut. Jika sudah cocok dengan salah satu template, klik APPLY TO BLOG. blogger template designer
5. Selesai.

Mengganti Template dengan template dari penyedia template
Berikut cara-cara untuk mengganti template dengan template dari penyedia template :

1. Download terlebih dahulu template yang anda sukai pada website penyedia template blog gratis. Salah satu contoh anda bisa download di blogger templates.
2. File template yang didownload, biasanya masih dalam bentuk terkompresi (zip atau rar), oleh karenanya anda perlu mengekstrak atau menguraikan file tersebut dengan software ekstraktor seperti WinZip atau WinRar, Namun jika anda tidak memiliki software tersebut, anda bisa mengekstraknya secara online di Wobzip. ekstrak template
3. Yang nanti di upload atau di unggah ke blogger hanyalah file yang berekstensi .xml.
4. Silahkan login ke blogger dengan ID anda.
5. Klik Rancangan. rancangan
6. Klik menu Edit HTML. edit html
7. Disarankan untuk membuat backup terlebih dahulu, klik pada tulisan Download Template Lengkap. download template lengkap
8. Klik tombol Browse.., pilih file template yang tadi didownload dan telah diekstrak ( file ekstensi .xml saja ). Kemudian klik tombol Unggah.
unggah template
9. Apabila ada muncul peringatan tentang widget, klik pada tombol PERTAHANKAN WIDGET. pertahankan-widget
10. Selesai.
NGGULAN KAMANRE
Jumat, 01 April 2011
Pasang Snaps Shots
Pasang Snaps Shots
Apakah sobat pernah mengunjungi blog yang apabila mouse menyorot link kemudian keluar screenshoot? (artikel yang aneh baru mulai sudah ada pertanyaan) , nah apabila sobat berkeinginan blognya mempunyai fasilitas seperti itu coba deh baca artikel ini sampai selesai.

Untuk mendapatkan tool screenshoot seperti itu, sobat bisa mendapankannya diberbagai situs di internet. Agar tidak berlama-lama mencari, saya ambil contoh salah satunya adalah http://www.snap.com. Berminat tapi masih bingung cara mendapatkannya? silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini :


1. silahkan sobat kunjungi http://www.snap.com
2. Apabila sobat sudah berada dihalaman situs tersebut, klik tombol Get Started Now
3. Pilih warna yang di inginkan di bawah tulisan CHOOSE A COLOR THEME, klik saja warna yang tersedia
4. Pilih Snap shot icon dan trigger di bawah tulisan CHOOSE A SNAP SHOT AND TRIGGER, klik saja pada radio button yang ada
5. Apabila sobat ingin memasang logo milik sendiri, klik tombol Browse...., kemudian pilih gambar icon yang tersedia pada komputer sobat, apabila tidak mau ya biarkan saja
6. Pilih ukuran snap shots di bawah tulisan CHOOSE SNAP SHOTS SIZE, beri tanda pada radio button nya
7. Klik tombol Continue
8. Masukan alamat blog sobat pada kotak di bawah tulisan Enter Your Site URL. contoh : http://template-unik.blogspot.com
9. Masukan alamat email sobat di bawah tulisan Enter Your Email
10. Beri tanda centang pada kotak di samping tulisan I agree to the Terms and Conditions below (kalau mau dibaca, silahkan baca dulu TOS nya)
11. Klik tombol Continue
12. Apabila sobat memakai template baru, klik banner logo Blogger, silahkan sign in di blogger dan pilih nama blog yang di inginkan
13. Klik tombol MENAMBAH WIDGET, maka akan secara otomatis kode dari snaps shots akan di tambahkan
14. Pindahkan elemen yang baru di tambahkan pada tempat yang di inginkan, karena kode tersebut memuat pula banner dari snapshot
15. Klik tombol SIMPAN
16. Selesai.
NGGULAN KAMANRE
Jumat, 01 April 2011
cara membuat buku tamu dalam blog
cara membuat buku tamu dalam blog


MASUKAN KODE BUKU TAMU DISINI

Cara Buat Buku Tamu disini

widget by Klinik-it
SMA NEGERI 01 UNGGULAN KAMANRE
Blog ini
Di-link Dari Sini
Daftar Blog Saya
Blog ini




Di-link Dari Sini




Daftar Blog Saya




Memuat...

Senin, 30 Mei 2011
Molekul Yang Terlibat Dalam Metabolisme
1. ENZIM
Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Struktur enzim terdiri dari:
• Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan
rusak bila suhu terlampau panas(termolabil).
• Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun
dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik
yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan
sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid
Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.
Sifat-sifat enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.

2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena
enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.

3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat
pada enzim.

4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya
sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.

5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel
(ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase.

6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada
juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-
katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
lipase
Lemak + H2O ———————————> Asam lemak + Gliserol

7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif
(permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan
permukaan substrat tertentu.

8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non
protein tambahan yang disebut kofaktor.
Gbr. Penghambatan Reversible terhadap kerja enzim
Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi,
2+ 2+
contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A.

Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida.

2. ATP (Adenosin Tri Phosphat)
Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.

Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik.